SLIDER

sendal jepit & celengan mimpi

Sunday 31 August 2014 | 6 comments

Sebelum mengikat janji kami lupa menanyakan pada masing-masing "Apa mimpimu?" 
 
Maka setelahnya kami pun menjalani rutinitas masing-masing, ia di sana, aku di sini. Dia makan ikan, aku makan bacem. Dia  main perahu di sungai, aku mbecak ke Beringharjo.
LDR memuat kami menjalani hari-hari seperti sebelum menikah namun dengan status berbeda. Sampai tiba-tiba angka waktu itu muncul.

Satu tahun berlalu...
Hay Agustus, 
Aku akan berkabar padamu tentang hari yang kami pinta setahun silam darimu. 

R berhasil mendapat cuti di hari penting ini. Meski hanya bisa pulang sebentar, kami sangat bersyukur. Agar tidak menyia-nyiakannya, kami berencana membuat sebuah perayaan 'sederhana'. Makan malam romantis dan juga membeli cake berhiaskan lilin angka 1. Baiklah, anggap ini rencana sederhana dari seorang korban pembaca novel ala teenlit. 
Untuk menambah manis, kami juga sepakat untuk bertukar kado. Harganya harus kurang dari 50 ribu. Deal.

Nyatanya, 
Hari itu kami merayakannya sambil makan siang. Rencana ber-candlelight dinner, cake, dan ritual penghias lainnya dinyatakan gagal belum berhasil. Hiks. 
Ah, tidak apa-apa, bukankah kami sudah dewasa *menetralkan hati*. Toh masih ada satu hal yang sesuai rencana. Tukar kado. Untung saja yang ini sudah kami persiapkan dengan baik. 

Sebelum menyantap makan siang kami saling menukar kado yang sejak beberapa hari sebelumnya  kami sembunyikan. Tak boleh saling tahu. 

Aku dan R membukanya bersama-sama. Dibuka, diintip, ditarik.
Masing-masing, di balik bungkus kadoku, kadonya, ada sepasang sandal jepit, bukan hanya itu, mereknya pun sama.
Kami refleks saling menatap kemudian tersenyum penuh arti.
Belum pernah kami sesama ini sebelumnya.

Saat senja berlalu, ku cari dirimu
Karena ku selalu senang bersamamu
Hingga pagi pun mau, bila oh denganmu
Karena ku selalu senang bersamamu

Apa mungkin diriku tanpamu?
Rasanya semu

Hingga pagi pun mau, bila oh denganmu
Karena ku selalu senang bersamamu

Apa mungkin diriku tanpamu?
Rasanya semu
Apa mungkin dirimu tanpaku?
Ku rasa kaupun ragu

Hingga pagi pun mau, bila oh denganmu
Karena ku selalu senang bersamamu
 
Senang bersamamu.. senang bersamamu

Naif – Senang Bersamamu

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Satu tahun,

Memang penting saling mengetahui dengan baik mimpi-mimpi pasanganmu sebelum menikah. Tetapi jauh lebih penting lagi menyatukan mimpi dan  membangunnya bersama. 

Sepasang sendal jepit bermerek sama menyadarkan kami akan hal ini...

Bahwa diantara perbedaan ini kami menyimpan kesamaan, karena itu kami harus mulai bersama.
Kami yang semula cenderung menjalani hal dengan ingin masing-masing mulai saling melihat. Memanfaatkan setiap waktu, baik ketika bertemu maupun via telepon untuk berbagi banyak hal, termasuk mimpi-mimpi kami.

Dan salah satu dari sekian mimpi besar kami sekarang adalah,
Kami ingin tinggal bersama, dalam satu atap
Ini impian nyata sepasang suami-istri LDR. Mungkin kami mulai bosan dengan perbedaan tempat dan jarak. Maka, impian kami sekarang adalah ingin punya sebuah rumah untuk kami tinggal bersama tanpa berjauhan lagi. Sebuah rumah idaman di suatu tempat di kota tercinta, Yogyakarta :)

***
Tentang mimpi, saya yakin setiap orang pasti punya mimpi baik terucap atau tidak. Yang membedakan, ada orang-orang yang sekadar membuat mimpinya menjadi angan-angan belaka dan ada yang sekuat tenaga mengusahakannya. 

Dan seringkali ketika melihat orang lain berhasil mewujudkan mimpinya kita hanya bisa gigit jari, atau mungkin berkata 'mereka memang beruntung'. Duh, yuk jangan hanya gigit jari tetapi buat diri kita juga jadi orang yang beruntung, dengan usaha.

Saya dan R percaya bahwa mimpi memiliki rumah idaman, maupun mimpi-mimpi kami yang lain bisa terwujud jika kami mengusahakannya dengan baik. Jadi kami memulainya dengan serangkaian cara. Bagi kami rangkaian cara ini adalah bagian dari proses untuk meraih impian itu sendiri. 

Maka, beginilah cara-cara kami dalam meraih mimpi. Tak ada salahnya untuk membaginya bukan?

Celengan Mimpi, Merangkapnya agar Tidak Pergi


Pernah mendengar tentang pohon mimpi? Kita menuliskan mimpi dalam selembar kertas kemudian menempelkannya di batang atau ranting pohon. Selain itu, ada juga balon mimpi. Dimana kita menuliskan mimpi kita di balon helium dan menerbangkannya.  Prinsipnya sama, dengan menuliskannya diharapkan agar mimpi yang masih berada di angan tertuang keluar dari diri kita. Lebih melekat dan teringat selalu.


Atas dasar itu, saya dan R memutuskan untuk membuatnya, kami ingin memulai aksi awal untuk mengeluarkan mimpi kami dari sekadar angan.  


Namun, nampaknya pohon mimpi agak sulit disimpan, lantas kami ragu memilihnya. Balon mimpi sebenarnya mengasyikan, tetapi kami agak susah mencarinya dalam waktu relatif singkat. Selain itu kami juga takut mimpi-mimpi akan terlupakan seiring terbangnya balon. 

Akhirnya kami memutar otak untuk mencari ide lain. Yang mudah dan tersedia di rumah.

Dan inilah yang kami buat....................... 

Celengan Mimpi : kami cemplungkan mimpi-mimpi di sini :)


Tidak dengan menggantungnya, menerbangkannya, namun menabungnya di dalam celengan. 

Filosofinya: Kami ingin, selain tertulis dan teringat, mimpi-mimpi juga akan terjaga. Bahkan seperti tabungan, mimpi itu juga akan bisa berbunga dan menciptakan mimpi-mimpi lain.
 
Ternyata mengasyikan, kami menangkap mimpi-mimpi yang bersliweran di kepala, menuliskannya, kemudian mencemplungkannya :). Semoga selalu terjaga di sana sampai saat membobol celengan tiba.
 

Menabung, sekeping, selembar, sehalaman :)


Ini benar-benar menabung dalam arti sebenarnya. 
Sebelumnya, masih adakah yang belum punya tabungan? yuk belajar menabung dari sekarang.
Dalam banyak aspek kehidupan menabung termasuk salah satu hal yang penting untuk dibiasaan. Apalagi buat yang sudah berkeluarga sendiri *benerin tas belanja*. Harus bijak mengelola keuangan dan mengatur jalur kebutuhan. 

Kembali ke mimpi kami, membangun sebuah rumah idaman tentunya membutuhkan anggaran biaya tertentu.  Ya, saya dan R menyadari itu. Jadi kami membiasakan diri untuk menganggarkan tiap bulan untuk mimpi kami ini, dari sekarang.

bang bing bung!

Membayangkan, Mencari inspirasi dan informasi

 
Kami mengidamkan sebuah rumah di salah satu sudut kota tercinta, Yogyakarta. Tidak perlu di pusat kota, karena yang penting lokasinya masih terciprat kesejukan. R ingin rumah bertembok bata, saya ingin punya halaman yang luas yang bisa ditanami buah, sayur, dan bunga. R suka gaya rumah kuno, saya tidak masalah, yang penting harus punya perpustakaan yang juga bisa dinikmati banyak orang

Untuk itu, kami jadi sering browsing tentang rumah-rumah idaman untuk menambah inspirasi. Salah satu rumah yang menarik dan menginspirasi adalah #rumahpintu milik mba Ria Papermoon Puppet. Bukan hanya rumahnya yang menarik, namun juga proses mewujudkannya. R bilang dia mendapati tulisan mba Ria bahwa #rumahpintu berhasil diwujudkan olehnya dan suami setelah 7 tahun mereka tinggal di studio. 

hasil intip di http://instagram.com/riapapermoon
Hasilnya, #rumahpintu memang nampak seperti perwujudan mimpi mereka. Kami yang baru saja memulai mimpi ini jadi lebih semangat lagi. 

Bukan hanya mencari informasi tentang rumah atau konsep yang menginspirasi. Saya dan R pun jadi suka mencari tahu tentang harga rumah ataupun tanah melalui situs-situs properti. Dari situs tersebut kami jadi tahu harga pasaran tanah atau rumah di daerah tertentu. Meski dana belum ada, gapapa kan mencari informasi sana-sani. Siapa tahu rejeki tiba-tiba muncul. Saat itu tiba kami jadi bisa segera melancarkan aksi. aamiin.

Rupanya menyelipkan hal-hal seperti ini disela telepon jarak jauh juga bisa jadi hal yang menyenangkan :)

 

Menceritakannya pada orang lain


Seorang teman pernah mengatakan " Jika kamu punya mimpi ceritakanlah pada orang lain. Mereka bisa menjadi penyambung doa bagi mimpimu". Dan yang saya lihat, dua dari mimpi yang pernah diceritakannya pada saya terwujud, salah satunya belum lama ini.

Mungkin dia benar, tidak perlu malu atau takut menceritakan mimpi kita pada orang lain. Dengan menceritakan pada orang lain kita memperbesar frekuensi mimpi-mimpi kita. 

Memang tidak semua orang bisa dengan mudah menceritakan mimpinya pada orang lain dengan berbagai alasan. Namun, setidaknya bagilah mimpi-mimpi yang kamu punya  dengan orang terdekat, pasangan, atau keluarga. Atau bisa juga lewat tulisan, seperti yang sedang saya lakukan ini :)

Jangan Menjadi Akhir, Biarlah Mengiringi : Berdoa

Ketika usaha-usaha sudah dilakukan maka biarkan doanya merajutnya sempurna. Sebenarnya akan lebih baik jika doa ini selalu ada di setiap usaha yang kita lakukan. Dalam setiap niat, awal, proses. Bukan hanya menjadi akhir setelah semua usaha.

Jangan lupa juga untuk selalu berterimakasih pada-Nya akan setiap kesempatan untuk bermimpi.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekarang saya masih tinggal di pondok orangtua sejahtera, R di pulau seberang. Masih berjauhan tapi sudah bermimpi bersama. Selangkah demi langkah kami sedang berproses mewujudkan mimpi-mimpi kami. Pasti akan tercapai pada saatnya nanti.

Semoga sharing di tulisan ini juga bagian dari usaha menarik semesta untuk mewujudkannya. aamiin.

Dan untuk R, selamat melewati satu tahun pertama, love you :)
Salam, 



Qha



ps : makasih che, buat candy machine nya :)
 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

chemistry: buku rasa jodoh

Saturday 30 August 2014 | 8 comments

"Kalau kamu bisa membaca buku ini 3 kali sampai tamat Bapak traktir 'sesuatu' ", ujar Bapak sembari menyodorkan buku bersampul cokelat lusuh. Bukan buku asli nampaknya. Sebuah fotokopian. 

"Okeeee", jawabku bersemangat. Tanpa ada pertanyaan lebih lanjut kuambil fotokopian bersampul cokelat itu. Kubawa ke kursi depan sambil buru-buru ingin membacanya. Padahal Bapak ngga memberikan tenggat waktu. 

Setelah kubuka. Rupanya itu adalah buku tentang alam dan kehidupan bawah sadar. Kalau sekarang aku mengetahuinya sebagai salah satu ilmu Psikologi. 

Umurku 8 tahun.
Tamat membacanya 3 kali selama 2 hari. Dilanjut diskusi dengan Bapak. 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Begitulah, semenjak kecil saya membaca berbagai buku. Buku psikologi, agama, ekonomi, bisnis, majalah ibu-ibu, koran pos kota, kompas, komik. 
Sampai saya  mengalami wajib baca sebelum tidur yang baru bisa berhenti ketika kuliah. 

Jadi, apa saya suka baca? Saya suka dan butuh. 
Ada berbagai pertimbangan dalam membeli buku. Yang pertama chemistry. Kadang sebuah buku rasanya memang berjodoh dengan saya. Biasanya saya menikmati pencarian dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Menelusuri rak, tumpukan buku, memilih satu per satu sampai akhirnya merasa menemukannya. Dan ketika menemukannya rasanya sangat bahagia. Serius.

Penulis ternama. Conan Doyle, Agatha Christie, Enid Blyton, Mitch Albom, JK Rowling, Haruki Murakami, Dan Brown, Jostein Gaarder, Meg Cabot, Sapardi Joko Damono, Pramoedya Ananta Toer, Dee Lestari, beberapa dari sederet nama yang karya bukunya selalu menjadi incaran pembaca, termasuk saya. Bahkan bila salah satu bukunya tidak sebaik buku lain, orang cenderung akan tetap membelinya. Penulis yang sudah memiliki nama memang bisa membuat pembaca lebih dari ingin membaca bukunya melainkan juga mengoleksinya.

taukah, siapa beliau?

Yang jadi pertimbangan selanjutnya adalah rekomendasi. Buku yang direkomendasikan dan sedang jadi perbincangan dimana-mana biasanya juga menjadi sasaran saya. Entah karena isinya menarik, kontroversial, berbeda, dan sebagainya.

Butuh. Biasanya menyesuaikan dengan apa yang sedang saya alami. Ketika kuliah, saya menyisipkan membeli buku yang berkaitan dengan psikologi. Saat berencana traveling, saya akan mencari buku yang bisa membantu. Untuk sekarang ini saya membeli buku memasak & merajut (pencitraan hehe). 

Yang terakhir, karena impulsif. Iya, jika sudah seperti ini berbagai pertimbangan yang lewat sesaat bisa langsung dijadikan alasan untuk membeli buku. Karena sampulnya unik, judulnya menarik, bentuknya berbeda, warnanya eye catching, nama penulis tak biasa. Segala macam alasan diiyakan yang penting kantong belanja terisi. Ini terjadi biasanya ketika membeli buku saat habis gajian atau mendapat uang *dilirik suami*.


Banyak yang mempertanyakan sebenarnya apa hal krusial yang tengah dialami dunia penerbitan dan buku di Indonesia. Lagi-lagi bukan satu dua hal menurut saya, dan tentunya saling terkait: 

Minat baca yang masih rendah. Membaca di negara kita belum jadi kebutuhan setiap orang. Untuk soal ini yang bisa membantu menggalakkan tentu kerjasama semua, antara organisasi yang menaungi penerbit, penerbit, pemerintah, maupun kelompok-kelompok yang concern terhadap dunia baca tulis. 

Minat baca yang rendah nyatanya juga sejalan dengan daya beli masyarakat yang rendah terhadap buku. Pada sebagian orang buku masih menjadi barang mahal. Yang mungkin pada kenyataannya memang demikian jika dibandingkan dengan pendapatan orang tsb. Hal ini akhirnya menjadi masalah sendiri. Laju penerbitan yang ingin berkembang pesat terhalang oleh daya beli yang rendah.Akhirnya penerbit cenderung lebih banyak memproduksi buku yang disukai pasar.

Selanjutnya masalah konten. Masih ditemukannya konten yang tidak sesuai dengan usia. Masih ditemukan penerbit yang nakal melanggar aturan soal konten, baik karena konten tersebut berbau kekerasan, SARA & pornografi, maupun buku yang sebenarnya tidak boleh diterbitkan karena melanggar kode etik keilmuan tertentu. Dalam hal ini tentu yang butuh diingatkan adalah penerbit, dan salah satu  yang bisa mengingatkannya juga adalah organisasi yang menaunginya.

Semoga lebih baik untuk semua,  
Salam




Qha

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

arisan buku - potret usaha orangtua sekarang

Tuesday 26 August 2014 | 6 comments

 
Suatu hari, Silk mendapat pesanan dari tiga ekor tikus untuk memperbaiki gaun mereka, yang akan dihadiahkan kepada Nona Beruang pada saat Karnaval Dandelion. Sayangnya, gaun itu terlalu kecil untuk diperbaiki.

Apakah yang akan dilakukan oleh Silk, Nana dan para tikus itu memperbaiki gaun itu?

Bisakah mereka membuatkan gaun baru untuk Nona Beruang?


salah satu buku anak yang menarik :)
Belum lama ini saya membaca seri pertama Little Witch Co. Lucu, menarik,  imajinatif dan sarat hal yang mendidik. 

Bacaan menarik bagi anak adalah bacaan yang secara konten mampu mendidik dan mengembangkan diri anak baik dari segi karakter, sikap, moral, maupun imajinasi. Selain persoalan konten buku anak juga perlu menarik secara visual, isi yang tidak terlalu tebal dan juga disertai ilustrasi.

Sebagai orang yang dimanjakan oleh serial Enyd Blyton, Oki & Nirmala, Paman Gembul, Husin, dan Asta, juga seri cerita rakyat, sampai sekarang saya masih menyukai buku anak. Jadi setiap tahu ataupun menemukan buku anak yang menarik, saya akan berusaha membelinya. Itung-itung buat stok bacaan anak saya nanti :)

Karena itu saya tidak perlu berkecil hati, melihat bahwa ketersediaan buku anak yang baik masih ada di sini
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pernah mendengar tentang arisan buku anak?
Prinsipnya mirip dengan arisan biasa. Akan ada 'kocokan' tiap bulan, setiap nama yang keluar akan mendapatkan  satu set buku anak yang diarisankan.
Konon ini adalah salah satu solusi yang dilakukan orangtua agar tidak terlalu berat membeli buku untuk anak mereka yang harganya mencapai jutaan. Tidak hanya di kota-kota besar, arisan semacam ini sudah dilakukan di beberapa kota di Indonesia. 

Sebuah potret usaha orangtua  demi bacaan berkualitas untuk anak mereka.

Mungkin kelak saya akan melakukan hal serupa. Sepertinya juga cukup memudahkan kaum ibu-ibu agar dalam mengatur keuangan per bulannya *intip uang belanja*.

Fenomena di atas, menurut saya adalah juga salah satu indikator berkembangnya buku anak di Indonesia. Dimana ada ketersediaan buku-buku yang berkualitas dan orangtua yang memiliki kesadaran untuk memberikannya pada anak mereka. 

Tidak hanya itu, perkembangan ini juga diiringi dengan munculnya   bibit penulis cilik. Mulai sekitar pertengahan tahun 2000, buku anak juga dihiasi oleh para pengarang cilik. Loncatan yang baik ketika seorang anak bukan hanya membaca namun juga bisa membagikan ide dan imajinasi mereka. 

Persoalannya sekarang, 
Apakah perkembangan buku anak juga seiring dengan perkembangan minat baca pada anak-anak Indonesia? Ini yang menjadi PR bagi kita. Setidaknya di era teknologi ini kita harus pandai-pandai menyelipkan kebiasaan membaca bagi anak-anak kita. Bukan hanya berperan sebagai orang yang membelikan namun juga mendampingi mereka untuk membaca.
2 anak sedang  membaca di salah satu stand buku
Suatu ketika melihat dua orang anak duduk dengan khidmad sambil membaca buku dongeng terbitan lawas. Rasanya adem ayem tentrem. Suka.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada akhirnya ini adalah sinergi tugas bersama. Penulis & penerbit menyediakan konten yang baik, orangtua memfasilitasi, dan anak-anak membaca buku yang sesuai untuk mereka.

Semoga setiap generasinya selalu diberkahi dengan kaum pembaca buku..aamiin
Salam,



Qha 


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

pernah ke pameran buku?

Monday 25 August 2014 | 2 comments



Hari Minggu pagi, 
Bangun lebih pagi, bersiap diri, sarapan, kemudian dimulailah perjalanan. 
Sambil berjalan, Bapak akan menggandeng tangan erat-erat sampai trotoar jalan utama. Di situ, menunggu bus yang akan membawa kami menuju Senayan. Pameran buku 
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Mulai dari sekian belas tahun yang lalu, buku adalah  pameran pertama yang saya kenal sebelum pameran lainnya. Bapak, orang yang berjasa mengenalkannya dan juga membuat saya menyukainya. 
Meskipun sekarang saya  mencicipi banyak sekali pameran: seni, mainan, elektronik, busana, tanaman, kuliner, dan lainnya, pameran buku selalu masuk dalam prioritas.

Waktu kecil, hal yang membuat saya menyukai pameran buku karena diskonnya. Melihat angka besar tertempel di stand-stand sangat menyenangkan. Terlebih toko buku yang sering saya kunjungi jarang memberikan diskon :(. 

Pindah ke Jogja, saya dimanjakan dengan tumpah ruahnya toko buku di mana-mana. Berbagai sudut Jogja menyediakan toko buku yang memberikan diskon sepanjang hari. Jadi, tidak perlu menunggu pameran. Akhirnya,'diskon' yang semula menjadi sasaran utama ke pameran buku mulai berganti. Saya mulai melirik hal lain dalam sebuah pameran buku. Bukan hanya diskon, melainkan ada tambahan 'acara' apa di sana. Beberapa di antaranya, yaitu:
  • Hiburan 
           Benar, hiburan kadangkala menjadi tujuan untuk menikmati pameran buku. Pernah suatu ketika saya datang ke pameran buku di Gelanggang Universitas Negeri Yogyakarta karena tertarik untuk menonton nasyid idola tampil. Rasanya seperti bertemu dua idola sekaligus (buku & grup nasyid) hehe.
  • Talkshow 
Sekarang, memang sudah mulai marak pameran buku diisi  acara talkshow dengan penulis buku. Di sini, pembaca bisa berinteraksi dengan penulis buku yang ia baca.Banyak hal yang bisa pembaca tahu dibalik buku tersebut. Namun, talkshow tidak harus melulu dengan penulis dan buku. Bisa juga tentang isu-isu yang terkait dengan dunia buku. Selama itu 'beda', sepertinya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi pameran.
  • Diskusi Naskah Calon Penulis & Penerbit
Salah satu event yang pernah mengadakan ini adalah Bentang Street Festival 2013. Ini bukan sebuah pameran buku murni, melainkan semi festival. Di sini ada sebuah acara khusus di mana para calon penulis yang memiliki naskah bisa membawanya dan berkonsultasi langsung dengan para editor yang bersangkutan. 

Sepertinya akan menarik sekali jika dalam sebuah pameran buku ada acara yang mewadahi juga para calon penulis. Jadi dalam sebuah pameran buku tidak hanya ada interaksi pembaca, penerbit, dan toko buku, melainkan juga para calon penulis baru.
  • Dekorasi
Memasuki sebuah pameran buku, biasanya kita akan disambut oleh stand-stand buku yang berjejer. Di dalam stand akan nampak rak-rak buku yang tersusun dan juga buku yang di tumpuk begitu saja (biasanya buku diskonan). Hampir selalu seperti itu. Bukankah pameran itu ajang pamer? Ajang memperlihatkan 'sesuatu' untuk menarik pengunjung ke tempat/stand tsb. Sejauh ini saya baru melihat beberapa stand buku dalam pameran yang mendekor dengan sangat ciamik. Dekorasi yang apik bagi saya menjadi salah satu hal yang membuat betah berlama-lama melihat buku.

 
Seorang sesepuh senior dalam perbukuan pernah menceritakan pengalamannya mengunjungi Frankfurt Book Fair beberapa waktu lalu. Menurutnya, salah satu hal unik yang ada di pameran tsb adalah dekorasi setiap stand bukunya. Buku yang dipamerkan tidak hanya dijejer di dalam rak-rak secara monoton. Masing-masing stand memiliki tema tertentu. Menatanya membentuk bangunan, menggantungnya, menghiasnya. Mereka saling berkompetisi untuk menarik hati para pengunjung. Bahkan ada yang memberikan buah potong gratis bagi yang mengunjungi stand yang bersangkutan. Tak mengherankan jika event tersebut bukan hanya menjadi acara yang dinanti para penyuka buku, namun juga wisatawan. 

Waktu itu saya mendengarkan ceritanya sambil membayangkan Indonesia. Ah negara ini penuh dengan kaum kreatif, pasti bisa menyamai event seperti itu :)

Salam hangat,



Qhachan

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

duadua 2014 #1

Saturday 23 August 2014 | 0 comments

Beruntung. 
Saya satu di antara beberapa orang yang merayakan hari spesial dua kali setahun.

Tidak perlu bertanya mengapa?
Awalnya memang aneh, dengan beberapa orang yang mempertanyakan. 
Nyatanya beginilah dunia, selalu ada hal misterius di dalamnya :)

Agustus, akan selalu menjadi hari perayaan bersama keluarga, 
Terimakasih untuk hadiah & doa-doa nan indah, yang terucap langsung maupun terselip dalam setiap ibadah.

lovely colors for the birthday girl woman <3
Apa yang lebih indah dari merayakannya bersama kalian dengan warna-warni kesukaan sepanjang masa. 

Salam sayang :*


Qhachan

jika kangen, pulanglah

| 4 comments




 Mereka bilang di sini tempat dijualnya berbagai benda yang 'ngangenin', termasuk rasa kangen itu sendiri.
 (Pasar Kangen Jogja, 19 - 24 Agustus 2014)

2008, jika tidak salah..
Berarti ini sudah tahun keenam...
Hampir setiap tahun, masih diberi kesempatan untuk selalu mampir ke event ini.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kali ini menikmati jalan-jalan di Pasar Kangen dengan suasana berbeda. Iya, karena situasi dan kondisi, untuk pertama kalinya 'main' di sini siang hari. Memang beberapa gubuk di masih nampak baru saja bersiap-siap buka. Namun,  tidak mengurangi kenikmatan, bahkan cenderung lebih tenang. Suasana khas yang banyak diharapkan wanita makin berumur dewasa :)

Masih seperti tahun-tahun sebelumnya, tidak banyak yang berbeda, di sini kita akan disambut oleh anjungan kuliner, anjungan kerajinan, dan panggung seni utama. Saking tidak banyak berubahnya, kita juga akan menemui para penjual yang sama dari tahun sebelumnya. Iya, jadi bisa kangen-kangenan antara penjual dan pelanggan. Sweet.

anjungan kerajinan

Langkah pertama pasti diarahkan ke anjungan tempat digelarnya berbagai kerajinan dan seni ini. Berkangen-kangenan  ria dengan barang-barang seni dan jadul dulu. Hasrat beli, motret, pingin beradu jadi satu. 

halo? kita jumpa lagi lagi lagi sandangan lawas. suka deh pajangan foto di depan standnya :)
uang yang harus dibeli dengan nominal lebih dari uang baru
buku - pajangan jadul
gak perlu takut dihubungi orang 'gak penting'
kapan lagi nemu kartu pos murah. yuk selonjor, milih-milih.


 anjungan kuliner

Habis muter-muter, maka wajib hukumnya mengganti energi yang hilang. Pokoknya tujuan utama kali ini  pengen makan sate kere - sate gajih. Biasanya beli di depan Beringharjo. Mumpung ada di sini, sekalian. Selebihnya, kita coba-coba yang menarik. hehe.

sate kere :) :)
ketupat, bacem, pecel, mie, capjae
sedih :( belum boleh minum, cuma moto deh
pembatasnya pake kain, bikin pengen digendong hehe

kentang kempel & bakso tuna
tahu mercoooonnn!!
es dung-dung
Ketemu lagi sama si manis Tita. Ada yang kenal? Punya medsosnya? Kami sering berjumpa tapi tak berteman di dunia maya hihi.
 ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2 kali di siang hari. 
Iya, dua kali ke sana. Biar kangennya tuntas. Alhamdulillah, hari kedua ke sana ditemenin sama yang dikangenin. Jadi beneran tuntas tas. Berarti benar, rasa kangen itu bisa dibayar lunas di sini. 

Masih kangen? pulanglah kemari, ke Jogja. 


Salam 


Qha & R

#LetterstoAubrey from aunty qhachan - si burung bangau merah jambu

Monday 18 August 2014 | 6 comments

Jogja, 18 Agustus 2014
sehari setelah hari puncak merah putih berkibar seantero negeri

Dear Aubrey Naiym Kayacinta, Ubi..
Ini aunty Qha, teman Mami Gresi. Aunty dan Mami baru sekali bertemu dan kenal beberapa waktu lalu lho. Waktu itu Mami gak bisa bawa Ubi buat ikut, jadi kita gak ketemu. Salam kenal, sayang.

Ubi, sebelumnya aunty mau cerita sedikit tentang #LetterstoAubrey.
Ubi pasti tau kan kalau buku yang Mami  buat ini adalah kumpulan surat untuk Ubi sebagai hadiah ulang tahun Ubi? 
Aunty sudah membacanya. Benar,  ini adalah kumpulan surat manis, indah, dan jujur dari seorang yang sangat sayang sama Ubi. Namun, buat aunty ini bukan sekadar surat melainkan juga sebuah 'harta penting' untuk semua calon ibu. 

Ubi mau tau kenapa? Jauh sebelum ini aunty sering mendengar tentang bahaya TORCH, serta beberapa kasus tentang ini. Bahkan beberapa waktu lalu anak teman aunty meninggal karena TORCH. Namun, dari #LetterstoAubrey aunty baru tahu kalau itu adalah istilah yang mengacu pada 4 infeksi: TOxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes.
Dan yang paling mengagetkan, tidak sekalipun aunty tau bahwa ada vaksinasi TORCH untuk mencegahnya. Tidak sama sekali, sampai aunty membaca #LetterstoAubrey. Dan aunty pun yakin tidak banyak pula teman aunty yang benar-benar tahu tentang ini.

Tidak ada kata terlambat, maka terimakasih Ubi & Mami Gresi, terimakasih untuk berbagi 'harta penting' lewat #LetterstoAubrey

***
Ubi, si gadis kecil yang suka main es batu
Aunty mau bilang, Ubi adalah anak hebat. 
Ubi rajin fisioterapi. Teman aunty ada yang pernah kabur fisioterapi karena capek. 
Ubi punya belasan piala yang aunty gak punya. 
Ubi tidak takut dites macam-macam dan disuntik berkali-kali. Om Reza, suami aunty pasti sudah kabur ketakutan kalau liat jarum suntik.
Lihat, Nak. Ubi harus tahu kalau Ubi anak yang sangat hebat.

Ubi, si burung bangau merah jambu
Kata Mami Ubi suka warna merah. Maaf ya, aunty gak punya kertas origami merah, jadi aunty pakai merah jambu (yang penting ada unsur merah ya, Ubi).
Ini aunty buatkan burung bangau merah jambu. Semoga Ubi suka :)

merah jambu=Ubi, kuning=Mami, hijau=Papi
Menurut kepercayaan Jepang, burung bangau adalah simbol harapan untuk hari esok yang lebih baik. Keberhasilan bukan hanya seberapa tinggi kita sampai di suatu puncak, Ubi. Keberhasilan itu juga tentang menjadi lebih baik setiap harinya. Semoga Ubi selalu dilimpahi keberkahan untuk menjadi dan diberi kebaikan setiap harinya. 
Jangan lupa doakan hal yang sama untuk Mami & Papi yang mengasihi Ubi selalu.

Dear Ubi
Kelak, ketika Ubi sudah menjadi lebih besar lagi, keluarlah, Nak. 
Luangkan waktumu untuk melihat & merasakan alam ini. 

Ubi akan tahu bahwa perbedaan yang membedakan itu hanya terbentuk karena kotak-kotak besar yang menaungi kita. 
Tidak demikian di alam. Karena di sana, perbedaan itu menghiasi. 
Tak semua hal seperti yang dirasa tiap manusia 
Tak semua rumput berwarna hijau
Tak semua kayu keras
Tak semua langit tampak biru
  

rumput menunggumu untuk bermain, Nak

Dear Aubrey, pemilik nama  indah yang penuh kasih...
Ini adalah hal pertama terngiang di kepala aunty sebelum tadi menulis ini.

And Aubrey was her name,
A not so very ordinary girl or name.
But who's to blame?
For a love that wouldn't bloom
For the hearts that never played in tune.
Like a lovely melody that everyone can sing,
Take away the words that rhyme it doesn't mean a thing
- Bread-

Sebuah potongan lagu yang aunty Qha suka sejak lama. Pengarangnya, Gates pernah berkata:"I hardly ever write any 'name' songs, but I loved that name and the way it flowed in that particular melody. That may be the best melody I've ever written."  

'.....mungkin ini  melodi terbaik yang pernah ia tulis" Semoga begitu pula dengan Ubi, adalah melodi terbaik yang pernah ada buat Mami Papi dan orang-orang yang mengenal Ubi". 


Love



Aunty Qhachan
 
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Book
  Letters to Aubrey by  Grace Melia
Publisher : Stiletto Book

#LetterstoAubrey ini adalah kado ulangtahun Ubii yang ke-2

masker strawberry di siang hari

Saturday 9 August 2014 | 4 comments

Saya bukan penikmat buah.
Tidak banyak buah-buahan yang bisa saya konsumsi dengan ucapan 'enak' bagi si lidah, termasuk si cantik yang satu ini. Tak tau kenapa ia menjadi salah satu yang saya ambil saat belanja kemarin.  
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sekian hari teronggok di kulkas tiba-tiba dia menarik perhatian. Nampaknya memang sudah waktunya lagi merawat diri. Hihi sebut saja bawaan orok :)
Maka siang itu saya sempatkan untuk membuat 'masker strawberry'.  

Si cantik ini kaya akan asam salisilat yang membantu mengencangkan kulit. Selain itu juga bermanfaat untuk mencerahkan wajah. 


  bahan yang saya pakai:
- 3 buah strawberry
- satu sendok makan yoghurt 
- 3 sendok teh madu  

Semua bahan  diblender jadi satu. Kalau nggak ada blender bisa dihancur-hancurkan pakai sendok & garpu. Hasilnya seperti ini. Cukup banyak untuk masker wajah. Sisanya saya pakai untuk masker rambut.

Sebelum memakai masker, lebih baik bersihkan wajah  dengan air hangat. Lalu baru oleskan ke seluruh wajah. Tunggu sekitar 15 menit, kemudian bersihkan kembali dengan air hangat. Daaan saya selalu suka momen sesudahnya. Rasanya....hmm coba saja sendiri ;)

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saya pengagum para wanita yang suka merawat diri :)
Bagi saya ini adalah wujud penghargaan terhadap apa yang dimiliki, termasuk penghargaan pada pasangan (suami tentunya :))

Salam,


Kachan

agustus memulai

Wednesday 6 August 2014 | 0 comments

saya suka memulainya dengan Agustus,
mungkin karena aura 'semangat baru'nya, juga karena memang kespesialannya :)

ini saatnya menyelesaikan banyak PR kita..
belajar, bekerja, bermain..

 di sini - di sana, kita bersama-sama

Salam,

Qha

© People & Place • Theme by Maira G.