SLIDER

Kereta Hijau Penjaring Angin di Negeri Dongeng

Kereta Hijau Penjaring Angin di Negeri Dongeng

Monday 27 April 2015 | 2 comments


Ada sebuah negeri dongeng.
Di mana di negeri itu bisa kamu temukan ribuan bunga tergelar bak permadani indah. Ada menara-menara kincir angin dan kanal-kanal cantik yang menghiasi banyak tempat. Penghuninya bisa membuat bangunan dan melajukan kendaraan di bawah laut.  Mereka tidak perlu takut untuk pulang malam, karena dalam gelap ada jalanan yang memancarkan cahaya kemilau. Bahkan, konon jika para penghuninya butuh listrik mereka bisa memintanya dari tumbuhan.  

Negeri dongeng itu bernama Belanda.

Saya menduga, mungkin para ibu di Belanda punya setumpuk buku dongeng untuk dibacakan pada anak-anaknya karena memegang teguh ucapan Einstein, “If you want your children to be intelligent, read them fairy tales”.

Nyatanya, mereka tumbuh menjadi orang pandai dengan menciptakan segudang inovasi brilian seperti dalam dongeng itu sendiri.

*
Belum lama ini saya mendengar sebuah berita yang cukup membuat tidak berkedip selama satu menit. Oke bukan semenit, melainkan dua menit. Tidak lain adalah berita bahwa Belanda kembali melakukan project ‘negeri dongeng’nya, yaitu mengembangkan green train, atau kereta hijau. Kereta hijau ini adalah kereta yang dijalankan dengan sumber energi ramah lingkungan, yaitu tenaga angin. Sesuatu yang bagi nampaknya masih di luar imajinasi saya. Setidaknya sebelum berita ini saya dengar.

Ternyata kabar ini memang bukan isu belaka yang dibawa para burung. Tepatnya pada Mei tahun lalu (2014), Eneco, perusahaan Belanda yang berkomitmen pada energi berkelanjutan telah menandatangani kontrak dengan VIVENS, ikatan operator kereta Belanda. Dalam kontrak tersebut, Eneco berkomitmen menyediakan kebutuhan listrik sebesar 1,4 TWh per tahun dari sumber energi angin untuk project inovasi kereta hijau ini. Sumber energi  angin itu sendiri akan dipasok dari wind farm (ladang angin), 50% dari dalam negeri dan selebihnya lagi dari negara sekitarnya.

Ladang angin? Iya, jangan heran ya, di Belanda tidak hanya ada ladang sayur mayur, palawija, bunga tulip, tetapi juga ada ladang angin. Nah, sesuai bayangan akan ladang, di dalam ladang angin ini ditanam banyak turbin angin. Turbin-turbin ini akan bergerak untuk menjaring angin yang kemudian menghasilkan listrik. Listrik dari energi angin yang terjaring inilah yang akan digunakan untuk membantu menjalankan kereta hijau. Unik ya, membayangkan kita bisa melakukan perjalan dengan kereta hijau hasil penjaringan angin.



Ide unik ini nyatanya didukung pula oleh tujuan yang menarik. Tujuan pengembangan kereta hijau ini adalah untuk meng-nol-kan emisi karbon dari kereta. Menurut data, jika dipukul rata dari sekian juta pengguna kereta di Belanda setiap harinya, sampai tahun 2013 setiap penumpang menyumbang polusi emisi karbon sebesar 30 gram. Inovasi kereta hijau adalah untuk mengatasi hal ini. Prosesnya sendiri akan bertahap. Pada 2015 kereta akan dipasok sebesar 50% tenaga angin, 2016 sebesar 70%, dan pada 2018 sebesar 100%. Dan di 2018 inilah dimungkinkan penumpang kereta sudah akan menyumbang ‘nol’ emisi karbon atau dengan kata lain tidak menyumbang sama sekali.

Inovasi penggunaan tenaga angin untuk menjalankan kereta ini bukan hanya bisa mengurangi penggunaan listrik dan diesel namun juga  memiliki imbas positif pada lingkungan. Hal ini juga menjadi bukti konsistensi inovasi Belanda beberapa tahun terakhir yang mengarah pada ‘hidup hijau’.

*
Orang yang mengenali jati dirinya akan bisa memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya dan mencapai kesejahteraan hidup. Laiknya seorang manusia, Belanda nampak bisa mengenali dirinya dengan baik. Setiap potensi yang ada di dirinya bisa ia kembangkan untuk terus mencapai perubahan yang lebih baik, bahkan untuk dirinya, orang lain, dan lingkungan.

Lagi-lagi, melalui inovasinya yang ramah lingkungan Belanda mengingatkan bahwa hidup itu bukan hanya untuk dinikmati diri sendiri melainkan juga alam seisinya dan juga anak cucu kita kelak. Maka, biarkan generasi mendatang menikmati apa yang seharusnya mereka dapat.


Salam Hijau, 

Avignam Jagad Samagram
Selamatlah alam beserta isinya


Sumber referensi:
© People & Place • Theme by Maira G.