SLIDER

Natali & Nuniek Tirta Hi-Tea di The Westlake Resort

Tuesday 3 January 2017 | 27 comments

Dengan kembalinya R ke Jogja, ada beberapa hal yang berubah dan butuh penyesuaian. Salah satunya, saya menjadi selektif memilih event untuk didatangi. 
Simpelnya, saya dan R masih euforia kembali tinggal bersama. Jadi ingin lebih banyak menghabiskan waktu bareng. Makanya, meski event di Jogja waktu itu sedang luar biasa banyaknya, sebisa mungkin kami menghadiri acara yang memang menarik dan bisa dihadiri bersama.

Event yang saya hadiri awal Desember kemarin salah satunya. Sebenernya, kalau bukan karena Mak Lusi share di grup Whatsapp saya ngga akan 'ngeh' ada event ini. Makasih, Mak Lus :). Habis tau ini saya langsung kasih tau R. Eh, ternyata dia excited. Cocok katanya, dia bisa sharing sama Mas Natali soal usaha dan saya dengan Mba Nuniek soal blogging. Yey.

Natali & Nuniek Tirta Hi-Tea

foto by Nuniek Tirta

Eh sayangnya, di hari-H , R malah ngga bisa ikut. Ada urusan kerjaan. Tapi saya tetep  ikut kok, biar nanti bisa sharing dapet ilmu apa aja. Apalagi tempatnya dekat rumah. Masih satu kecamatan. Cuma 10-an menit dari rumah. Tingga cusss.

Natali & Nuniek Hi-Tea diadakan di dermaga deck-nya The Westlake Resto. Cozy banget tempatnya. Potongan-potongan kayu dipilih buat lantai dan kursinya.  Trus, masih ditambah tiang lampu khas dermaga. Bikin betah buat duduk-duduk dan foto-foto tentunya. Bahkan Mba Nuniek dari awal sudah bilang "boleh lho foto-foto dulu". Haha tau aja.

Di ruang yang terbuka ini sejauh mata memandang cuma view yang bikin mupeng. Di Selatannya menghampar kolam renang model infinity. Selebihnya pemandangan kamar-kamar resort yang seakan mengapung di atas air dan rerimbunan hijau yang mengitari resort.

sudut dermaga :)
lantai kayu dan danau
meja dan kursi kayu
pohon
hijau dan berlarian nyaman
Dan benar ya, tempat dan suasana yang oke itu bisa menambah plus sebuah acara. Awalnya saya  ngga kebayang acaranya mau seperti apa. Tapi ujung-ujungnya malah ngerasa kok cepet banget.  

Tapi memang bukan karena tempatnya saja sih. Mba Nuniek yang humble, Mas Natali, dan panita penyelenggara mengemasnya dengan hangat dan personal. Ngga kaku. Jadi kami yang datang meski baru kenal asyik-asyik aja menikmati sharing dan obrolannya. 

Sharing bersama Nuniek Tirta & Natali Ardianto
Nama Mba Nuniek Tirta saya kenal pertama kali sebagai seorang blogger. Semenjak bergabung di komunitas blogger saya beberapa kali mampir keblogpost yang dipostingnya. Dari situ saya jadi tahu beliau adalah salah seorang blogger senior yang kiprahnya cukup besar dan sudah lamaaaa. Mungkin waktu Mba Nuniek sudah jadi blogger dan founder komunitas saya  masih asik jajan batagor sambil baca majalah bobo. Eyaampun junior banget saya mah.

sharing time :). foto by Nuniek Tirta
pasangan sepaket. foto by Nuniek Tirta
Dalam sharingnya Mba Nuniek juga sempat menyinggung soal pemberitaannya baru-baru ini. Mungkin sudah banyak yang tau ya? Wajar sih, soalnya beritanya memang cukup bersliweran dibanyak media sosial. Bukan hanya dikalangan blogger aja. Pemberitaan  dirinya, tentang 'istri direktur yang pakai OOTD murah'. 

Mba Nuniek sedikit mengklarifikasi bahwa pemberitaan tsb tidak 100 persen benar. Dirinya memang sering pakai ootd murah/terjangkau, tapi bukan berarti dia anti barang-barang branded. Yang lebih tepat, dia sekarang lebih selektif.
  
Apa yang ia lakukan ini pun bukan tanpa sebab. Hal ini diawali sebuah pengalaman yang membuatnya belajar. Ada suatu masa dimana ketika pendapatan keluarganya meningkat dia langsung  memilih untuk menaikkan pula gaya hidup keluarganya. 

Ternyata, pendapatannya tidak mampu membiayai gaya hidup yang tengah diusungnya saat itu. Akhirnya, tidak sekali dua kali uang dari bisnis pribadinya dipakai untuk menutupi gaya hidup. Yang ternyata tetap tidak cukup. Hingga yang terjadi adalah kondisi keuangan keluarga yang menjadi kacau dan mulai berimbas kurang baik. 

Mulai dari sana Mba Nuniek belajar satu hal. Bahwa naiknya pendapatan tidaklah harus dibarengi dengan naiknya gaya hidup.

Dari pengalamannya ini Mba Nuniek ingin mengedukasi masyarakat terutama dalam hal fashion. Dengan sering memakai OOTD murah beliau ingin mengkampanyekan agar orang-orang tidak terjebak dalam gaya hidup yang melebihi kemampuannya. Juga ingin memperlihatkan bahwa dengan memakai barang-barang yang tidak branded tidak serta merta menurunkan derajat seseorang atau membuat kita tidak keren. 

Kembali lagi, jangan sampai gaya hidup kita melebihi pendapatan kita.

Sedangkan Mas Natali, sesuai kapasitasnya lebih banyak berbicara tentang dunia bisnis. Ada satu hal menarik bagi saya yang disampaikan oleh Mas Natali diawal sharingnya. Kurang lebih tentang hati-hati dalam membuka peluang investasi pada orang lain. 

Meskipun tidak membangun bisnis yang serupa dengan beliau, namun saya mengiyakan apa yang disarankannya. Bahkan semenjak awal membangun bisnis hingga sekarang, saya belum terpikir membuka peluang investasi. 

Ada banyak alasan. Terutama karena saya membangun usaha yang ditekuni sekarang ini dengan sebuah misi, visi, dan nilai tertentu. Membuka investasi mungkin memang bisa membantu meningkatkan usaha, namun risiko ketidaksejalanan visi misi juga bisa terbuka. Padahal kepemilikan sudah terbagi. Jadi problem baru.

Karena bagaimanapun saya juga ingin membangun bisnis yang masih ada  dan berjalan hingga puluhan tahun mendatang. 

buku Natali Ardianto

Tidak semua pelaku bisnis memiliki kemampuan komunikasi yang baik seperti Mas Natali. Menurut saya beliau bisa bercerita dengan enak dan mengalir. Setelah membaca bukunya saya jadi tahu bahwa kemampuan ini bukan sekedar bakat lahir. Namun juga ada andil usaha dan kemauan mengembangkan diri  yang sangat besar.

Transformasi dirinya dan juga bagaimana ilmu bisnisnya tertuang cukup banyak dalam bukunya ini.

Satu hal yang saya petik setelah membaca bukunya. Strategi bisnis bukan hanya bicara tentang ide brilian, intuisi bisnis, kemampuan mengenali orang lain dan membaca pasar. Di luar itu yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita juga harus mampu mengenali dan mengembangkan diri. Karena hal ini adalah sinergi yang tidak bisa diputus

Syukurlah, meski tidak semua pertanyaan sempat diberikan. Lagi-lagi karena waktu. Saya cukup puas karena mendapat tambahan ilmu dari pasangan sepaket ini.
paket lengkap Nuniek & Natali

The Westlake Resort

Selepas Hi-Tea, kami diajak jalan-jalan mengelilingi resort, ditemani Mas Stefan, PR The Westlake Resort. 

Menurut Mas Stefan secara arsitektur resort ini mengusung gaya khas Jawa. Bisa dilihat dari ornamennya. Pilihan model jendela dan pintu-pintunya. Juga motif lantainya.

halaman tengah
lobi

Buat saya 2 hal yang nampak mendominasi  di resort ini adalah air dan pohon. Komposisinya sukses bikin suasana jadi adem, ayem, tentrem.

Waktu liat kolam renangnya saya langsung pengen ngajak Kinan berenang di sini. Dia pasti suka. Saya apalagi hehe. Kolam renangnya memang tidak terlalu besar tapi dibuat seolah-olah menyatu dengan danaunya. Jadi bikin atmosfirnya keliatan lebih fresh dan beda. Duh, bawaannya pengen nyemplung. Byur!

Kalau R, waktu saya kasih lihat foto suasana resort langsung bilang "Wah danaunya kok gede banget, boleh ngga ya nginep sambil bawa kayak dan main disitu?". Hahaa, kapan-kapan mungkin bisa kita tanyain ya. 

Kemarin emang lihat ada perahu berlayar di danau. Eh rakit ding. Itupun karena mau ngasih makan kelinci yang dipelihara di pulau-pulau tengah danaunya. Hmm mungkin boleh kali ya main kayak asal bantu ngasih makan kelinci *haha maksa*.

boleh ikut naik ngga ya?
danau :)
sudut kolam renang

Jarak kamar dengan lobby dan ruang-ruang utama memang cukup jauh. Kalau buat jalan-jalan sambil menghirup udara pagi atau sekedar pengen cari keringet sih oke aja. 

Tapi kalau harus bolak-balik dari kamar ke kolam renang, ke resto, ke dermaga, atau ke acara di aula misalnya kayaknya bakal capek. Nah, untungnya disediain jasa buggy car (golf car) buat bantu mobilisasi. 

Kayaknya resort ini cocok banget deh buat tempat staycation dan habisin seharian leyeh-leyeh atau eksplorasi sekitar. Cocok juga buat yang bulan madu ;). Soalnya ini tipikal tempat menginap yang sayang banget kalau cuma buat ditidurin dan selebihnya main di luar. Mending seharian aja di resort. 
***
Selain ilmu baru yang saya dapat dari sharing hari itu, ada lagi satu hal yang menggelitik saya. Dari acara ini saya diingatkan untuk tidak berlebih-lebihan. Tepat ketika Mba Nuniek ingin memperkenalkan seseorang. Yang awalnya saya kira mungkin keluarga/staf resort. Karena sejak awal terlihat sibuk dengan ikan di selokan kecil dekat dermaga. 

Setelah diperkenalkan, ternyata beliau adalah Pak Rama, pemilik The Westlake Resort. Sosok yang bergaya sederhana, lengkap dengan kaos, celana pendek. Tak lupa sendal jepit. 


Tuan rumah yang sederhana dan penyelenggara yang sedang edukasi gaya hidup. Duet, yang sukses mengingatkan saya tentang ketidakberlebihan.

Seakan menjadi contoh akan kalimat yang sempat terselip dalam sharing session
Bahwa uang 100.000 tidak akan berubah meski ditaruh di dompet ataupun kantong kresek. Sama, nilai diri seseorang tidak akan berubah meski ia memakai apapun atau di tempatkan dimanapun. 


Salam, 


Kachan

© People & Place • Theme by Maira G.