|
uang terlelap di bank? - photo by me |
Iya maulah,
daripada uang kita tergeletak tak berdaya di rumah, dengan mudah bisa
kita angkut sesuka hati tanpa pikir panjang buat macem-macem. Atau
daripada terangkut orang lain yang tidak diundang. Eh, jangan sampai.
aamiin.
Tapi
di luar faktor keamanan itu, terasa ngga sih kalau bunga bank dan biaya
administrasinya kadang bisa bikin senewen. Potongannya kok lebih besar
daripada yang didapat? Memang mungkin ngga terasa bagi mereka yang digit
di buku tabungannya di atas angka puluhan. Tapi buat kami (saya sih)
yang digitnya digigit aja bisa langsung abis itu terasa banget. Hiks.
Apalagi ketika mulai berubah status jadi ibu. Rasanya kok angka-angka
yang hilang dari tabungan sekecil apapun itu jadi ke zoom dimata.
Yang
bikin gundah lagi, buat saya nabung di bank itu memang bak 2 mata
pisau. Bisa sangat bermanfaat, tapi kalau ngga super hati-hati
memakainya bisa terluka sendiri. Ditambah lagi dengan hadirnya hantu-hantu perayu.
Hantu
perayu pertama buat saya itu bernama ATM. Yang gencar melakukan
rayuannya di tengah pusat-pusat perbelanjaan. Kadang kalau sedang kuat
iman, bisalah ya dikalahkan dengan pergi bawa uang secukupnya dan
umpetin itu ATM di kolong meja. Bye! Eh tapi, seakan ga bisa dilawan,
muncullah si hantu kedua. Emang lebih dahsyat rayuannya. Mereka adalah
koalisi 'hantu perayu' yang tak terkalahkan, 'internet banking dan mba sis online shopping'. Ugh. Di sini iman saya sering diuji. Sering gagal sih.
Makanya
saya dan R cukup sadar bahwa kami tidak bisa hanya sekadar mengandalkan
tabungan di bank untuk investasi jangka panjang. Mulai melirik
sana-sini untuk berbagai alternatif. Mengumpulkan berbagai informasi.
Jadi,
saya tidak menyia-nyiakan ketika ada kesempatan untuk hadir di sharing
Reksa Dana Manulife di Jogja beberapa waktu lalu. Bisa jadi sarana untuk
menggali info tentang reksa dana. Toh nyatanya sharing ini cukup
berefek membuka wawasan saya soal alternatif investasi ini.
Sekilas tentang sharing kemarin...
|
investasi reksa dana - photo by me |
Sebelumnya, Yuk, Mengenal Kembali Inflasi, Si Silent Robber
Simpelnya
inflasi ini adalah kenaikan harga. Misalnya saja, mungkin 10 tahun lalu
dengan uang Rp 5000 kita bisa jajan semangkok bakso+kerupuk+gorengan+es
teh 2 gelas. Nah, kalau sekarang dengan uang segitu untuk beli seporsi bakso saja bisa
kurang. Nilai uang Rp 5000 dahulu dan sekarang berbeda.
Imbasnya,
biaya hidup kita di masa depan tentu akan lebih besar dari
biaya hidup sekarang. Padahal uang yang kita tabung sekarang di bank
mungkin tidak akan berubah secara signifikan di 10 tahun mendatang.
Jadi bisa dikatakan, inflasi itu bagaikan
perampok tak kasat mata yang tiap taunnya mengurangi nilai uang yang
kita miliki.
Jadi, inilah salah satu tujuan investasi, agar bisa mengejar si perampok ini.
Kemudian, Belajarlah Rumus '3 i'
Untuk memulai investasi, kita perlu banget untuk mempelajari yang namanya rumus '3i' ini. Apa saja sih 'i' itu:
1. Insyaf :
Sadar diri dan hati tentang perlunya mempersiapkan dana untuk masa
depan, baik untuk hal-hal yang sudah direncanakan maupun hal-hal yang
terjadi tiba-tiba. Dari kesadaran ini muncul rasa pentingnya investasi.
Akhirnya diikuti dengan kemunculan niat.
2. Irit :
Irit di sini bukan ke arah pelit ya. Bukan lantas saking iritnya jadi
tidak memenuhi kebutuhan asupan keluarga dengan baik. Sama sekali tidak
piknik. Irit di sini lebih pada mempertimbangkan dengan baik sebelum
membeli atau mengonsumsi barang yang dibutuhkan. Mengurangi gaya hidup
yang berlebih dari kemampuannya. Juga mulai peka pada
pengeluaran-pengeluaran kecil yang mungkin sebenarnya tidak perlu.
Mungkin termasuk mamah-mamah muda yang gemar download drama korea hingga
menghabiskan kuota, bisa menggantinya dengan minta kopian dari temen
aja ya. Dan khusus irit buat saya adalah harus tega memalingkan wajah dari lambaian bando-bando nan lucu.
3. Investasi : Yang
ketiga tentu saja memulai investasi. Jadi setelah insyaf dan irit,
keinginan investasi bukan hanya ada di zona pengandaian, melainkan harus
segera dilakukan. Mulai dari sekarang dan dikomitmenkan.
Alternatif Investasi itu bernama Reksa Dana
Reksa
dana adalah menghimpunan dana dari masyarakat (investor) dalam bentuk
investasi portofolio (produk pasar uang, obligasi, saham, dll) oleh
seorang Manajer Investasi (MI).
Jadi,
saat kita membeli reksa dana kita akan terhubung dengan yang namanya
Manajer Investasi (MI). MI inilah yang akan mengelola reksa dana kita
secara aktif. Selain mengelola, MI akan memberikan laporan rutin juga pada kita. Oleh karena itu dalam investasi reksa dana memang penting untuk memilih MI yang cakap dan juga sesuai dihati kita. Hehe.
Imej
yang sering muncul tentang reksa dana adalah ini jenis investasi untuk
kalangan menengah ke atas yang membutuhkan dana yang tidak sedikit.
Ternyata salah besar. Dengan uang Rp 100.000 kita sudah bisa membeli
reksa dana. Dan kita bisa mengambilnya kapanpun. Ya, ibaratnya seperti
menabung namun uangnya tidak hanya diam melainkan dikelola sebaik
mungkin.
Kegelisahan
lainnya yang perlu diluruskan adalah, kadangkala ketika mendengar reksa
dana 'turun' kita sering dilanda serangan panik. Uang kita hilang. Kita
merugi. Oh, ini nyatanya tidak benar juga. Kerugian itu memang bisa
terjadi, yaitu ketika kita menjual reksa dana saat nilainya turun, namun
jika kita tidak menjualnya tentu saja tidak akan merasakan kerugian.
Karena
dalam sharing ini juga diingatkan bahwa jangan sampai semua uang kita
dialirkan ke reksa dana. Kita tetap butuh pula tabungan dan investasi
dalam bentuk lain. Sehingga ketika ada situasi yang membutuhkan uang
segera sedangkan saat itu reksa dana sedang turun kita bisa menggunakan
alternatif lain.
terus, Bagaimana Memulainya?
Khusus untuk Newbie, yang
ingin berkenalan dulu dengan reksa dana, kita bisa mencoba Manulife
Dana Kas. Ini adalah reksa dana yang paling stabil pertumbuhannya, bisa
dibilang tergolong konservatif. Eh meski konservatif, Manulife Dana Kas
ini sudah terbukti mampu melawan inflasi lho. Eh bisa dicoba nih :). Untuk jenis lainnya yang lebih lanjut bisa dicek di sini. Yang menarik, ada tesnya juga jika ingin tau kita cocok dengan jenis reksa dana apa dengan konsekuensi risiko yang sanggup kita tanggung.
klikMAMI, Selamat Tinggal Investasi Ribet...
Saya
tergolong orang yang males banget ngurus-ngurus sesuatu yang bersifat
administratif secara langsung ke suatu tempat. Kalau bukan karena
keharusan, lebih memilih untuk tidak melakukannya. Faktor utama yang
sering mematahkan semangat untuk ini adalah realita 'menunggu'. Ngga
jarang perihal urus-mengurus pendaftaran dihiasi penantian yang
menghabiskan waktu tidak sedikit. Ujung-ujungnya, ngga usah daftar deh.
Sama
ketika saya pernah mendengar bahwa mendaftar reksa dana itu cukup
ribet. Harus datang sendiri dan mengisi sekian banyak formulir secara
langsung. Saat itu berinvestasi reksa dana cuma numpang lewat dipikiran.
Mungkin
hal ini dipelajari oleh Manulife dengan baik, hingga akhirnya
berinovasi cukup berani menurut saya dengan menghadirkan klikMAMI, yang
memungkinkan kita melakukan transaksi reksa dana secara online.
Untuk mendaftar reksa dana dengan fasilitas online, kita cukup butuh 2 hal. Pertama koneksi internet untuk mengakses www.klikMAMI.com . Yang kedua scan KTP. Kemudian isi secara lengkap formulir dan tunggu konfirmasi pihak Manulife via telpon. Cukup mudah ya.
Yang perlu dicatat,klikMAMI ini bukan
hanya untuk registrasi reksa dana saja, melainkan juga untuk membeli, menjual,
mengubah data, memonitor, ataupun mengalihkan reksa dana kita ke unit
lain. LENGKAP!
|
photo by Atanasia Rian |
Itu sedikit banyak hal yang saya dapat dari sharing kemarin. Semoga bermanfaat untuk yang ingin berkenalan dengan reksa dana.
Selamat datang investasi, selamat menyicil masa depan
Salam hangat,
Kachan