ditemani ambrosia
Tuesday, 19 June 2012 | 6 comments
Menunggu itu hal yang menyebalkan bagi banyak orang.
Bahkan menempati peringkat ke dua setelah 'di bohongi' pada bagian 'yang paling tidak di sukai' dalam diary yang diisi oleh teman-teman jaman saya SD dulu. Eh,saya heran kenapa kebiasaaan serupa tidak saya temukan pada keponakan saya yang duduk di SD sekarang. Apakah kebiasaan saling menulis nama, ttl, alamat, no.telepon, mak.fav, min. fav, kata mutiara, sampai burung irian burung cendrawasih pada diary tidak teregenerasi dengan baik? Ah sayang sekali :(
Baiklah, kembali ke topik.
Menunggu sebenarnya tidak selalu menjadi mimpi buruk. Saya sudah mencobanya.
Suatu ketika, jika kamu berada dalam 'waktu menunggu', pergunakanlah untuk memberi perhatian khusus pada dirimu, benda-benda yang kamu bawa, ataupun sekitarmu. Kamu bisa memperhatikan kuku-kukumu yang mungkin sudah terlalu panjang. Menemukan bahwa spidolmu tidak tertutup sempurna di dalam tas. Mengirim dan juga membalas sms teman-temanmu. Atau mungkin justru menyadari bahwa tidak seharusnya kamu ada di sana saat itu sehingga masih ada waktu untuk bergegas pulang sebelum kamu tidak bisa melakukannya lagi. .
Jadi jangan kesal, jika saya memberikan kesempatan tersebut padamu :)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"di dalam matamu terdapat labirin super-rumit dengan sebongkah keju di ujungnya, dan aku adalah tikus yang kebingungan di titik start"
(ambrosia, tercetak di bawah awan)
Ambrosia - Sekumpulan kalimat-kalimat milik lulabi [separuh nama sebenarnya]. Berisi dialog-dialog hidup dan percakapan dalam dirinya. Membacanya membantu memekakan indra yang kita miliki. Ke empat babnya : Khaos - Erebos - Tanatos - Eros mengundang kita untuk bertamu dalam labirin super-rumitnya.
Seharusnya lulabi menjadi guru
bahasa indonesia di SMP saya. Setidaknya saya tidak hanya belajar 'jemarinya menari-nari di atas gitar' dalam permajasan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Saya sudah membacanya 2 kali. Pertama secara urut, kedua secara acak [boleh di coba].
Dengan harga tidak lebih dari 35 ribu, selain membaca tulisan kamu juga bisa menikmati ilustrator buatan Bondan Peksojandhu & Saiful Bachri [eh, ini saya belum kenal] di setiap awal dan akhir bab-nya.
tertarik membelinya? bisa mengintip dan menghubunginya langsung di lulabi
suatu siang saat menikmati menunggu,
selamat membaca
-Qha-