ditemani ambrosia
Menunggu itu hal yang menyebalkan bagi banyak orang.
Bahkan menempati peringkat ke dua setelah 'di bohongi' pada bagian 'yang paling tidak di sukai' dalam diary yang diisi oleh teman-teman jaman saya SD dulu. Eh,saya heran kenapa kebiasaaan serupa tidak saya temukan pada keponakan saya yang duduk di SD sekarang. Apakah kebiasaan saling menulis nama, ttl, alamat, no.telepon, mak.fav, min. fav, kata mutiara, sampai burung irian burung cendrawasih pada diary tidak teregenerasi dengan baik? Ah sayang sekali :(
Baiklah, kembali ke topik.
Menunggu sebenarnya tidak selalu menjadi mimpi buruk. Saya sudah mencobanya.
Suatu ketika, jika kamu berada dalam 'waktu menunggu', pergunakanlah untuk memberi perhatian khusus pada dirimu, benda-benda yang kamu bawa, ataupun sekitarmu. Kamu bisa memperhatikan kuku-kukumu yang mungkin sudah terlalu panjang. Menemukan bahwa spidolmu tidak tertutup sempurna di dalam tas. Mengirim dan juga membalas sms teman-temanmu. Atau mungkin justru menyadari bahwa tidak seharusnya kamu ada di sana saat itu sehingga masih ada waktu untuk bergegas pulang sebelum kamu tidak bisa melakukannya lagi. .
Jadi jangan kesal, jika saya memberikan kesempatan tersebut padamu :)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"di dalam matamu terdapat labirin super-rumit dengan sebongkah keju di ujungnya, dan aku adalah tikus yang kebingungan di titik start"
(ambrosia, tercetak di bawah awan)
Ambrosia - Sekumpulan kalimat-kalimat milik lulabi [separuh nama sebenarnya]. Berisi dialog-dialog hidup dan percakapan dalam dirinya. Membacanya membantu memekakan indra yang kita miliki. Ke empat babnya : Khaos - Erebos - Tanatos - Eros mengundang kita untuk bertamu dalam labirin super-rumitnya.
Seharusnya lulabi menjadi guru
bahasa indonesia di SMP saya. Setidaknya saya tidak hanya belajar 'jemarinya menari-nari di atas gitar' dalam permajasan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------Saya sudah membacanya 2 kali. Pertama secara urut, kedua secara acak [boleh di coba].
Dengan harga tidak lebih dari 35 ribu, selain membaca tulisan kamu juga bisa menikmati ilustrator buatan Bondan Peksojandhu & Saiful Bachri [eh, ini saya belum kenal] di setiap awal dan akhir bab-nya.
tertarik membelinya? bisa mengintip dan menghubunginya langsung di lulabi
suatu siang saat menikmati menunggu,
selamat membaca
-Qha-
Eeehh..itu buku yg bkin tmenmu ya qha?
ReplyDeleteaq prnah dger2 katanya bagus, trus liat2 d togamas kok ngga ada...hahahh, trnyata kudu pesen to?
nitiiippppp :p
pernah denger? si abi pasti girang tau ini ~__~
ReplyDeletebolehh [masih ada ga ya?],
tapi, mendadak aku inget kayaknya harganya udah naik deh #eh,;p
haloo mbak (atau mas?) jeph.
ReplyDeletesaya bohong loh kalo bilang biasa aja setelah baca komennya haha.
btw, kalo di togamas gejayan ga ada, coba agak ke selatan dikit, di situ ada, kost saya soalnya hehe. atau lewat 08562554565.
thanks chan, numpang promo xixixi
@iqha: woooo..temennya girang kok susah.
ReplyDeletePiye e? :p
@lulabi: hahahh..mas kok bukan mbak.
ini toh penulisnya :D
kok nggak diterbitkan aja mas bero?
tertarik nii sm bukunya.. gmana gmana?
nitip lewat iqha gt bisa?
lebih enak gini mas. nyetak sendiri, dan bisa ketemu (atau paling enggak berinteraksi) sama pembacanya langsung.
ReplyDeleteboleh, kebetulan saya mau cetak ulang sih. minggu dpn gt saya kabarin lg mas kalo udah jadi. makasih :D
ok mas bro..ditunggu kabarnya.
ReplyDeletengerepoti iqha kyaknya nggak papa deh..ya, qha? *uuppsss :D
nii looo, gara2 baca ini trus tau ambrosia
http://pagi2buta.wordpress.com/2011/12/14/ambrosia/
http://angsakertas.wordpress.com/2011/12/06/ambrosia/